Senin, 18 Juli 2011

PATOLOGI SERTA TERAPINYA DALAM ILMU ADMINISTRASI DAN ORGANISASI




KONSEP TEORITIS DAN PEMIKIRAN ILMIAH ADMINISTRASI
BAB 1.  KONSEP ADMINISTRASI
Pemahaman tentang administrasi sebenarnya mengandung berbagai konsep yang terdiri dari berbagai variasi dengan mengandung makna masing-masing namun memiliki keterkaitan dan kebersamaan dalam keberadaannya. Pengalaman inderawi dari seseorang yang didukung oleh data empirik dapat membekali pengetahuan yang melahirkan konsep administrasi dengan bahan-bahan deskriptif dan aktual yang sangat penting, dalam rangka penegmbangan pola pikiran rasionalitas yang berwawasan konseptual dan kemahiran dalam profesionalitas administrasi.
Keberadaan konsep administrasi tentunya melalui proses yang panjang dan pemikiran yang mendalam, dimulai dari dorongan kemauan untuk mengetahui kemudian diperkuat oleh kemampuan menalar dalam suatu proses pemikiran. Keterpaduan antara kemauan atau keinginan dengan kemampuan menalar atau berfikir akan menciptakan dasar pengetahuan yang diistilahkan dengan knowledge. Pengetahuan yang direduksi oleh pemahamn secara mendalam atau sering juga disebut dengan istilah idea, pengertian atau biasa juga disebut dengan pemahaman secara mendalam dari berbagai pengetahuan maka melahirkan yang disebut dengan konsep. Oleh sebab itu pengertian atau pemahaman tentang konsep adalah akumulasi dari idea yang mengandung berbagai variasi dan setiap variasi mengandung berbagai nilai-nilai.
Dewasa ini menunjukkan bahwa perkembangan administrasi baik pada bidang negara(pemerintah) maupun bidang bisnis pertumbuhannya terjadi dengan pesat, sebenarnya itu adalah akibat dari berbagai faktor yang semuanya berkisar pada dinamika perkembangan pemikiran dan tindakan manusia dalam ikatan kerjasama. Adanya dinamika tadi akan memunculkan berbagai fenomena administrasi dan para administrator harus cermat menganalisanya dengan pemanfaatan nilai konseptual dan keprofesionalan administrasi agar dapat mewujudkan kesejahteraan manusia yang terikat didalam kerjasama maupun masyarakat pada umumnya. Titik tolak utama melihat konseptual administrasi adalah adanya kebebasan intelektual manusia untuk melakukan suatu pemikiran sehingga dapat menemukan hakekat kandungan kebenaran konsep administrasi. Kebebasan tersebut antara lain ; kebebasan berfikir, bertindak, bersaing, moral, dan kebebasan berserikat.
1.      Pengertian Administrasi
Banyak para ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian administrasi, argumentasi tersebut berbeda-beda, walaupun pemaknaanya memiliki persamaan. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh latar belakang pengalaman dan pendalaman dari masing-masing ilmuwan administrasi itu sendiri. Salahsatunya yang memberikan sumbangsih di dunia administrasi adalah Sondang P.Siagian. beliau mengatakan bahwa administrasi adalah “ Keseluruhan proses kerjasama dua orang atau lebih yang didasarkan pada rasionalitas tertentu dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dengan memanfaatkan sarana dan prasarana tertentu secara berdayaguna dan berhasilguna.
Pemahamannya bahwa pemikiran dan tindakan sebelum dilaksanakan terlebih dahulu diputuskan berdasarkan komitmen atau kesepakatan semua manusia yang terikat dalam kerjasama tersebut. Ada lagi pengertian adminnistrasi dari Hadari Nawawi, dia mengatakan bahwa administrasi berarti “rangkaian kegiatan atau proses pengendalian acara atau sistem kerjasama sejumlah orang, agar berlangsung efektif dan efisian dalam mewujudkan tujuan bersama.” Pemikiran Nawawi tersebut adalah melihat bahwa ajaran moralitas dan ajaran etika adminisrasi tersebut sangat penting dalam kehidupan manusia. Dari kedua argumentasi tadi dapat dilihat walaupun pemaparannya berbeda namun tetap saja memiliki pemaknaan yang sama yaitu, adanya manusia yang lebih dari dua orang, ada tujuan yang jelas, pembagian tugas yang jelas, lalu tindakan efektik dan efisien, serta tindakan yang rasionalitas.
2.      Fenomenologis Administrasi
Juhaya S.Praja mengatakan bahwa fenomenologis adalah realitas dalam arti yang ada diluar dirinya dan ini hanya dapat dicapai dengan mengalami secara intuisi, maka apa yang kita anggap sebagai realitas dalam pandangan biasa itu untuk sementara harus ditinggalkan. Pemikiran terhadap pendekatan fenomenologi administrasi sangat besar pengaruhnya di dalam keberhasilan pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Fenomenologi administrasi  dilihat dari sudut pandangnya ada beberapa macam, antara lain, fenomena politik, sosial, alam, organisasi, lingkungan, ekonomi, dan fenomena keamanan.
3.      Empirikal Administrasi
Empirikal merupakan sinonim realiatas administrasi yang bisa berkembang dalam alam pikiran manusia dan alam nyata di sekitar kehidupan manusia yang sering diistilahkan dengan bendawi. Atau bisa juga diartikan dengan keadaan tentang ada dan yang dapat ditangkap oleh indera. Empirikal administrasi ada beberapa macam,  ada;
a.       Empirikal keilmuan administrasi, meliputi  kebenaran konseptual administrasi, kebenaran teoritis administrasi,kebenaran berfikir administrasi.
b.      Empirikal profesional administrasi, meliputi kebenaran menata administrasi, mencipta administrasi, dan mendesain administrasi.
4.      Kebenaran Ilmiah Administrasi
Wujud kebenaran ilmu administrasi sangat banyak jenisnya, antara lain adalah; Kebenaran sumber, kebenaran data, iformasim analisis, kebenaran berfikir, dan kebenaran bertindak. Fenomena menunjukkan bahwa kebenaran administrasi tampaknya sudah berada di cakrawala yang luas dan hampir tidak jelas lagi dinding pemisah yang tidak dapat ditembus oleh pemikiran dalam pembenaran ilmuan administrasi. Kini manusia sebagai pencari pencari pembenaran administrasi senantiasa mengalami kelelahan dalam rangka mengikuti dinamika perkembangan dan perubahan yang begitu cepat di bidang ilmu admnistrasi yang tidak memiliki lagi batas akhir dalam pencapaian tujuan.

5.      Fokus Kajian Administrasi
Objektivitas kajian ilmu administrasi sepatutnya mengikuti alur pemikiran yang pendekatannya secara radikal, menyeluruh, rasional dan objektif yang memfokuskan kepada hakekat realitas awal dan akhir terhadap perkembangan ilmu administrasi yang hanya berada dalam alam pemikiran manusia. Sedangkan subjektivitasya terhadap kajian administrasi dapat dilihat atas tindakan yang spekulatif dan tidak mengarah kepada pandangan yang sbenarnya. Fokus kajian administrasi sesungguhnya sangat banyak, namun secara universal dapat dilihat seperti;
a.       Administrasi kepegawaian, berfikir di bidang administrasi adalah masalah pegawai.termasuk tugas dan taanggung jawabnya.
b.      Administrasi keuangan, aktivitas tentang pengaturan dan keteraturan tentang pembiayaan seluruh aktivitas administrasi dapat terpenuhi dengan baik dan kerjasama yang dilakukan dapat berjalan sesuai dengan harapan sebelumnya.
c.       Administrasi perkawinan, penataan agar perkawinan dapat lebih efektif dan efisien.
d.      Administrasi rumahtangga,
e.       Administrasi pernahanan
f.       Administrasi perkantoran
g.      Administrasi kearsipan.
Penetapan fokus yang tepat dalam rangka pelaksanaan aktivitas administrasi yang telah ditentukan sebelumnya itu merupakan suatu gambaran bahwa kan memberikan suatu keberhasilan secara berdayaguna dan berhasilguna. Demikian pula sebaliknya, ketidakjelasan fokus administrasi yang akan dilaksanakan itu dapat dipastikan akan mengalami hambatan-hambatan. Jika hambatan ini tidak dapat diatasi maka tentu akan terjadi kegagalan dan akhirnya aktivitas administrasi yang bersangkutan akan mati.
BAB 2. PEMIKIRAN ILMIAH ADMINISTRASI
Pemikiran ilmiah di bidang administrasi adalah sesuatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk memahami dan mendalami makna dan hakekat yang dikandung dalam ajaran ilmu administrasi itu sendiri. Akumulasi dari konsep melahirkan proposisi, yaitu suatu pemahaman terhadap objek dan subjek tertentu secara mendalam. Pengkajian proposisi secara mendalam ini akan melalui berbagai alat ukur, teknik analisis, dan semacamnya akan melahirkan atau menciptakan teori. Oleh sebab itu keberadaan ilmu administrasi tentunya melalui proses pengkajian dariberbagai proposisi yang bekaitan dengan pemikiran administrasi, sehingga melahirkan teori dan bila dikaji secara terus-menerus dan konsisten kebenarannya maka terciptalah apa yang kita sebut dengn ilmu.
Dalam proses pengembangan ilmu administrasi antara lain yang sering dilakukan adalah melalui penelitian baik secara kuantitatif maupun kualitatif mengakibatkan pergeseran suatu teori sehingga lahir istilah teori klasik dan teori baru.
1.      Pemikiran Ontologi dalam Administrasi
Pemikiran ontologi merupakan salah satu cabang kajian dari filsafat ilmu yang mengorientasikan pada pemikiran secara mendalam terhadaap hakekat dan makna hakiki yang dikandung dari salah satu cabang ilmu yang bersangkutan termasuk ilmu administrasi. Pendekatan pemikiran ontologi administrasi terhadap berbagai persoalan atau masalahmembuka kemungkinan(opportunity) bagi terjadinya suatu perdebatan yang seru dan berlangsung terus-menerus antara berbagai para ilmuwan administrasi yang satu dengan golongan ilmuwan administrasi lainnya , sekalipun hampir hampir tidak ada ilmuwan administrasi yang muncul secara dominan, tetapi senantiasa terjadi tandingan-tandingan yang bermunculan dari pemikir-pemikir ilmu administrasi lainnya.
Persoalan yang menyangkut ontologi di bidang ilmu administrasi relatif semakin misterius ketika elemen sikap dan pandangan ilmuwan administrasi menjadi kritis, salin mempertahankan pola pemikiran yang masing-masing meyakini kebenarannya. Sikap dan pandangan seperti ini senantiasa berkembang bukan saja di kalangan ilmuwan administrasi, tapi sampai kepada kaum profesional administrasi. Akal dan pola pikir sebenarnya berfungsi untuk mengoperasionalkan otak dalam rangka mencari rangka mencari kebenaran ontologis di bidang administrasi, baik sebagai ilmu pengetahuan dan teknologi maupun sebagai profesionalisme. Kajian utama ontologi administrasi sebenarnya tidak saja terpusat pada perwujudan, melainkan berada pada lingkungan universal namun senantiasa berada mendalami untuk menenemukan inti atau hakikat kebenaran yang terkandung dalam setiap kenyataan yang ditampakkan.
Eksistensi ontologis administrasi berorientasi pada keberadaan terhadap suatu kebenaran yang sesungguhnya, sedangkan esensinya berorientasi pada pemahaman atau pengertian terhadap manusia yang mempelajari ilmu administrasi itu sendiri. Pemisahan antara esensi dan eksisitensi ontologi di bidang ilmu administrasi sesungguhnya terletak pada cara proses berfikir untuk melakukan suatu kegiatan pertimbangan manusia itu sendiri yang berkaitan antara pemberian saatu pengertian dengan keadaan yang sesungguhnya apa yang dialami secara nyata oleh manusia yang bersangkutan itu. Maka dengan demikian pada dasarnya dilakukan oleh pertimbangan dengan menangkap suatu objek atau kenyataan dengan menggunakan ide yang cemerlang atau kedalaman pemikiran manusia di bidang ilmu administrasi. Sebagai gambaran, manusia melakukan proses pertimbangan ontologi pada bidang ilmu administrasi sehingga esensi dan eksistensinya dalam kehidupan manusia dapat memberikan manfaat , namun demikian tidak selamanya berjalan mulus dalam kesadaran pemikiarn tetapi senantiasa mengalami kebuntuan. Bagi manusia dalam kesadaran berfikir tentang ontologi di bidang administrasi tidak selamanya dapat sadar berfikir secara lancar, tetapi senantiasa mengalami kebuntuan karena faktor lupa yang tidak bisa dihindari. Sebaliknya kelancaran biasanya didukung oleh faktor ingatan yang kuat sebagai potensi peningkatan kecerdasan penalaran dalam pengungkapan kesadaran berfikir terutama yang berkaitan dengan ontologi di bidang ilmu administrasi.
2.      Pemikiran Epistemologi dalam Administrasi
Epistemologi merupakan bagian integral dari ilmu administrasi yang mengajari dan menentukan kodrat atau lingkup kajian maupun jenis ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang administrasi serta pembentukannya. Pengembangan IPTEK di bidang administrasi dalam kehidupan manusia merupakan kajian utama epistimologi. Usaha pengembangan ilmu pengetahuan di bidang administrasi senantiasa berdasarkan etika, estetika, metode, dan prosedur yang dilakukan untuk pengembangannya. Oleh karena itu dapat melahirkan pertanyaan yang sangat mendasar ; untuk apakah pengembangan ilmu administrasi itu. Ilmu administrasi dengan keuniversalannya berarti akan kita temukan jawaban yang berbeda dari ilmuwan yang satu dengan ilmuwan administrasi lainnya. Pengembangan ilmu administrasi bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan berfikir dan kemahiran bertindak bagi manusia yang mendalaminya.
3.      Pemikiran Aksiologi dalam Administrasi
Pemikiran aksiologi di bidang administrasi adalah penggunaan kemampuan yang dilahirkan oleh pemikiran dan kemahiran yang dilahirkan oleh kebiasaan dalam kebenaran terhadap sesuatu wujud, sehingga dapat memberikan manfaat atau kegunaan dalam kehidupan manusia yang melakukan proses kerjasama dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Esensi dan eksistensi alam sadar manusia sangat ditentukan oleh besarnya stmulus atau rangsangan, ingatan merupakan bagian dari alam sadar. Oleh sebab itu esensi dan eksistensi ilmu administrasi adalah kesadaran, semakin besar stimulus atau rangsangan akan semakin lama pula kesadaran terhadap wujud stimulus yang bersangkutan. secara alamiah manusia dalamproses kehidupannya dengan berbagai macam stimulus yang harus dihadapi oleh manusia yang bersangkutan.  jadi asal mula stimulus yang dihadapi manusia itu akan berproses secara alamiah dengan menuju ke alam ambang sadar, yaitu suatu kondisi manusia dalam alam pikirannya antara dapat disadari dengan tidak atau dengan kata lain antara ingat dengan tidak ingat, selanjutnya akan tergeser kepada alam bawah sadar yang sering diistilahkan dengan alam lupa
4.      Pemikiran Subjektivitas dan Objektivitas dalam Administrasi
Konteks kajian administrasi mempunyai kecenderungan kepada masalah pengaturan dan keteraturan proses kerjasama manusia dalam organisasi baik organisasi pemerintahan maupun organisasi swasta maupun organisasi kemasyarakatan dalam bangunan ilmu administrasi.
a.       Pemikiran subyektivitas dalam administrasi
Administrasi dapat dilihat dari subjektivitas di posisi administrasi sebagai IPTEK maupun sebagai aktivitas atau pekerjaan.apabila administrasi dilihar sebagai IPTEK perkembangannya senantiasa tercipta pertentangan untuk saling mempertahankan konsep-konsep antara ilmuwan. Dan administrasi kedudukannya sebagai aktivitas atau pekerjaan untuk mencari nafkah bagi umat manusia juga senantiasa terjadi pertarungan yang tajam dengan masing-masing memperahankan kemahiran dalam melakukan suatu pekerjaan di bidang administrasi. Pertarungan baik dipandang sebagai tataran konseptual di bidang ilmu administrasi maupun kemahiran melakukan suatu jenis pekerjaan yang bertentangan dengan normatif adlah merupakan pemikiran dan tindakan subjektivitas administrasi.
b.      Pemikiran objektivitas dalam administrasi
Penelusuran objektifitas pemikiran dalam administrasi dapat dilihat dari dua sudut. Pertama dari sudut objek materialnya, adalah sesuatu yang menjadi sasaran perhatian secara detail tentang makna kandungan di dalam penalaran manusia yang mempelajari ilmu administrasi. Kedua, dari sudut pandang objek formalnya bahwa ilmu administrasi memiliki ruang lingkup kajian dengan metode yang jelas. Dikatakan administrasi berada dimana-mana karena memang ilmu administrasi bersifat objektif, netral, dan bebas dari nilai, sehingga tidak terbatas keberadaannya di dalam pikir rasional manusia dan siapapun dan dimanapun, hal inilah yang menandakan bahwa ilmu administrasi berlaku secara universal.
5.      Pemikiran Kognitif, Afektif dan Konatif dalam Administrasi
Kegunaan atau pemanfaatan pemikiran rasional dan kemahiran melakukan aktivitas yang berkaitan dengan administrasi merupakan suatu peranan penting dalam rangka usaha peningkatan kesejahteraan dan kebahagiaan setiap manusia yang terikat dalam bentuk kerjasama.etika dan moralitas administrasi untuk mencapai kegunaan dan pemanfaatan ilmu administrasi untuk mencapai kegunaan da pemanfaatan IPTEK lainnya, melainkan saling melengkapi dan memperkuat.
a.       Pemikiran kognitif dalam administrasi
Kognitif dalam administrasi adalah suatu bentuk kemampuan yang dimiliki oleh manusia terhadap kedalaman kepemilikan ilmu pengetahuan khususnya di bidang administrasi yang dapat menciptakan pengertian, pemahaman, dan penghayatan serta dapat diingat kembali disaat dibutuhkan. Landasan kemampuan kognitif sebenarnya adalah rasio dan pemikiran bagi manusia yang bertujuan mendalami kemampuan atau pengetahuan di bidang administrasi. Kematangan kognitif pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia berarti pula kematangan rasional dalam pemikirannya yang digunakan untuk pengembangan IPTEK administrasi dalam rangka menciptakan kesejahteraan manusia yang terikat dalam bentuk kerjasama. Salahsatu sifat manusia dalam meningkatkan kematangan kognitif adalah kesadaran, baik yang berkaitan dengan tindakan atau pekerjaan sehingga dapat menciptakan kemahiran maupun kesadaran berfikir untuk menciptakan kecerdasan dalam mengemukakan suatu argumentasi dan narasi yang tertuang ke dalam tulisan maupun lisan. Maka dengan kesadaran yang dimiliki manusia tadi akan mudah tercapainya efektif dan efisiensi dalam pencapaian tujuan yang sesuai denga harapan yang telah ditentukan sebelumnya.
b.      Pemikiran afektif dalam administrasi
Afektif dalam bidang administrasi adalah kemapuan yang dimiliki oleh manusia yang mendalami IPTEK di bidang administrasi sehingga dapat mengetahui tentang rasa cinta, indah, dan semacamnya, dalam melakukan interaksi dan bereaksi terutama antara sesama manusia sebagai ikatan kerjasama, lingkungan sekitar dan sebagainya menuju terciptanya kebahagiaan yang mendalam. Penilaian rasa terhadap hubungan antara pemikiran dengan tindakan sebenarnya dapat terjelma dr dua sudut pandang yang selalu bertentangan, misalnya gambaran tentang kebaikan dengan keburukan, gambaran kecintaan dengan kebencian. Afektif dalam administrasi merupakan pelengkap dalam kehidupan manusia yang melahirkan intelektualitas yang objektif dan rasional.
c.       Pemikiran Konatif dalam Administrasi
Administrasi sebagai ilmu outputnya adalah pemikiran yang sistematis dan berkembang pada dunia maya atau dunia abstrak. Sedangkan administrasi sebagai profesi outputnya adalah dunia nyata atau konkret. Unsur utama administrasi adalah manusia yang memiliki kemampuan konatif atau sering juga diistilahkan pisikomotorik, yaitu suatu kemampuan yang dapat digunakan untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan melalui suatu aktivitas. Kemampuan seorang administrator dalam menemukan tujuan lazimnya mempertahankan bahwa berapa bentuk berdasarkan pembagian kerja dalam suatu organisasi, walaupun kadang-kadang tidak dapat dihindarkan pembagian kerja yang dipaksakan karena dipengaruhi berbagai variabel yang sangat subyektif terhadap administrator yang bersangkutan. Pembagian kerja yang rasional dan sehat itu selalu memiliki sollidaritas yang tinggi dan melahirkan tim kerja yang harmonis dalam arti terjadi saling kepercayaan dari seluruh anggota organisasi yang bersangkutan.
Manusia bekerja sebagai profesional di bidang administrasi didorong dua jenis motif;
·         Motif yang mengutamakan hasil yang dicapai dengan mengabaikan nilai-  nilai moralitas, walaupun dalam mencapai hasil itu senantiasa mengatasnamakan ajaran moral, agama, dan etika, tetapi setelah mencapai hasil yang diinginkan ajaran tadi ditinggalkan. Fenomena ini tergambar dalam penyelenggaraan administrasi negara, ketika belum memperoleh hasil senantiasa menganjurkan tentang kejujuran berdasarkan ketiga ajaran tersebut, tetapi setelah memperoleh peluang nampaklah sogok dan maling yang menjadi topik utamanya.
·            Mengutamakan ajaran moralitas, agama, dan ajaran etika secara konsisten serta senantiasa berusaha menghindari biusan jabatan, harta dan semacamnya. Kenyataannya dalam administrasi negara indonesia hal ini menjadi nilai yang terlupakan bahkan dianggap menghambat dalam mencapai hasil yang diinginkan.
PENYAKIT ADMINISTRASI, KEJAHATAN ADMINISTRASI, DAN KEMARJINALAN ADMINISTRASI
BAB 1.  PENYAKIT MANUSIA dan TERAPINYA
Kelebihan manusia dengan kepemilikan ilmu pengetahuannya, membuat manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Kewajaran gelar manusia sebagai makhluk yang mulia dibandingkan dengan makhluk lainnya menyebabkan manusia senantiasa berusaha menciptakan inovasi-inovasi tujuan hidup yang lebih baik, sehingga dapat menghindarkan diri dari virus-virus penyakit yang dapat berakibat fatal dalam kehidupan setiap manusia sebagai bagian integral terhadap proses administrasi.  Yang dimaksud inovasi untuk mewujudkan harapan kehidupan manusia yang layak, menurut Purwanto, kata inovasi secara harfiah memiliki dua pengertian; pertama, inovasi sebagai kata sifat artinya sebagai pengenalan sesuatu yang baru; kedua, inovasi sebagai kata benda mengacu kepada pengertian suatu ide baru, cara baru atau penemuan. Manusia dalam melakukan suatu aktivitas sehari-harinya akan mengalami perubahan dalam peningkatan apabila memiliki inovasi yang tepat. Banyak manusia yang merasa sudah mencapai apa yang telah dicita-citakannya atau dengan kata lain telah mencapai puncak kesuksesan pada jabatan atau karier dalam administrasi terutama pada administrasi Negara.
            Manusia yang sukses dalam mengembang karier, dapat dipastikan memberikan manfaat secara social, ekonomi maupun politik bagi kehidupan administrasi. Namun demikian kadang manusia yang bersangkutan sesungguhnya mengalami kegagalan dalam menemukan hakikat jati dirinya sendiri. Kondisi yang dia alami manusia seperti ini merupakan suatu penyakit yang banyak diderita manusia khususnya pada zaman modern sekarang ini gambaran semacam ini adalah orang yang tidak mengetahui tujuan hidupnya secara jelas. Terdapat pertalian yang sangat erat dalam kehidupan manusia antara kebutuhan yang memuaskan fisik dengan kebutuhan yang memuaskan non fisik, antara manusia pembangun  teori dengan manusia pengguna teori, antara manusia berpikir dengan manusia yang bekerja dan lain sebagainya. Pertalian ini dapat menentukan keanekaragaman peradaban manusia. Corak dan warna peradaban manusia dari suatu zaman atau suatu daerah ditentukan oleh jenis kebutuhan, bangunan teori yang diembannya, cara berpikir terhadap alam sekitarnya dan lain sebagainya. Hal ini tumbuh dan berkembang mengikuti dinamika perubahan manusianya itu sendiri. Dalam perkembangan sosial manusia, banyak dikeluhkan sifat materialistik, kebiasaan konsumtif, hidup dalam kemiskinan, yang mendorong manusia melakukan korupsi yang merupakan bentuk virus penyakit manusia yang telah mengakar pada dunia empirik. Kondisi ini yang banyak merasakan adalah angkatan kaum muda yang dibesarkan atas kevakuman nilai-nilai moralitas.
Proses modernisasi perkembangan manusia ternyata tidak selamanya memberikan hasil yang sesuai dengan harapan, melainkan menciptakan persoalan baru dalam kehidupan manusia. Akibat yang paling nyata terhadap kehidupan manusia adalah proses pergeseran budaya yang tidak signifikan dengan nilai-nilai dasar (cultural loss). Masyarakat tertentu hingga sebagian besar manusia kehilangan makna dan pandangan hidupnya. Irasionalisme dan mistisisme dalam budaya dikritik tajam oleh angkatan muda karena dipandang sebagai penyakit yang dapat merusak harkat dan hakekat manusia. Kelemahan manusia tampak sebagai fakta yang menekankan kehidupan dan mewakili dalam kegagalan jika dihadapkan pada persaingan untuk mencapai suatu harapan. Manusia yang memiliki kelemahan merupakan penghambat dalam menciptakan inovasi, tetapi bila memiliki kekuatan akan mempercepat dalam menciptakan inovasi, yang meliputi :
1.      Hargai semua ide yang baru dari berbagai sumber yang dapat dijadikan bahan dalam menciptakan pembaharuan terhadap diri kita, dan terhadap orang lain.
2.      Pengaruhi orang lain yang dianggap harus memerlukan persetujuan atau kesepakatan dalam menciptakan suatu perubahan sesuai dengan yang kita kehendaki bersama.
3.      Terima dengan lapang dada kritikan dan masukan terutama yang menunjukkan kelemahan dalam menangkal kegagalan.
4.      Lakukan identifikasi semua ide atau kritikan, baik yang menunjukkan kegagalan maupun yang menunjukkan keberhasilan.
5.      Ciptakan mawas diri dari semua aspek tindakan yang memungkinkan dapat menciptakan pertentangan yang berpotensi melahirkan kegagalan.
6.      Meyakinkan bahwa penerimaan dan pemberian informasi senantiasa mengandung kebenaran dan dapat dimanfaatkan.
Pada awal terjadinya suatu proses perubahan membutuhkan pemikiran kritis dalam rangka mengenali dan mengantisipasi apakah memiliki kekuatan dalam menghadapi perubahan tersebut, ataukah sebaliknya akan kita dihadapkan kegagalan dalam menghadapi perubahan tersebut. Inisiatif untuk mengantisipasi perubahan dalam suatu bentuk pelaksanaan aktivitas administrasi senantiasa diperlukan suatu bentuk kesepakatan atau komitmen, sehingga perubahan yang akan terjadi itu dapat memberikan manfaat secara maksimal untuk menciptakan kesejahteraan umat manusia itu sendiri. Merenungkan tentang umat manusia, berarti merenungkan tentang sejarah penderitaan baik yang ditimbulkan secara alamiah maupun penderitaan yang diciptakan oleh manusia itu sendiri.
Penderitaan yang dialami oleh manusia karena disebabkan oleh manusia itu sendiri merupakan suatu catatan para ahali untuk melakukan suatu renungan dalam rangka menganalisis agar dapat meminimalisir penderitaan yang disebabkan oleh manusia itu sendiri. Pemikiran tentang penderitaan manusia yang disebabkan oleh virus patologi sosial, memang sulit menentukan kepastian jenis virus sebagai penyebabnya, tetapi yang pasti adalah ketidakpastian. Penentuan jenis dan bentuk virus sudah sulit dipastikan karena penyakit sosial ini virusnya sangat beraneka ragam dalam komunitas manusia tertentu. Misalnya penyakit kemiskinan. Oleh sebab itu untuk menerapinya memerlukan juga variasi yang disesuaikan dengan tuntutan manusia yang bersangkutan.
1.      Penyakit Iri Hati dan Terapinya
Keberhasilan seseorang merupakan refleksi dari kesadaran dari suatu sasaran kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan secara terencana dengan tahapan yang sistematis, demikian pula sebaliknya kegagalan seseorang terhadap suatu bidang usaha karena tidak dilakukan secara sadar, dalam artian dilakukan secara sembrono atau dilakukan asal-asalan.
Bekerja bergerak maju atau berusaha menciptakan perubahan menuju yang lebih baik, jelas lebih mudah dilakukan bila memiliki kemampuan masa depan. Kunci keberhasilan untuk meraihnya adalah adanya keterlibatan lebih awal dengan melakukan konsultasi sedemikian rupa sehingga perubahan yang terjadi mengarah kepada hal-hal yang bermanfaat dan sifatnya positif. Idealnya perhatian terbesar yang seharusnya kita lakukan adalah sesuatu yang harus dikerjakan untuk organisasi dan bukan apa yang dikerjakan organisasi untuk kita.
Bagi manusia yang tidak berdaya akan mengalami ketakutan, tetapi kondisi semacam itu sangat memungkinkan akan melahirkan kekuatan. Perubahan seperti ini dari diri manusia menjadi suatu alasan yang kuat karena keirihatian terhadap orang lain itu memperoleh kakuatan untuk melakukan penindasan terhadap orang lain, dan merasa bangga jika orang lain itu mengalami kegagalan dan penderitaan. Rekasi yang paling alami pada diri manusia terhadap masalah yang baru dan tidak diharapkan sebelumnya adalah melakukan penolakan, dan bila tidak terpenuhi maka akan melakukan perlawanan. Dalam melakukan rekasi yang cepat biasanya dimilki oleh orang yang bertipe toleran, konvensional, dan pemberontak dalam rangka menyingkirkan para pembuat masalah. Iri hati adalah suatu penyakit sosial yang berkembang dalam kehidupan manusia baik yang terselubung maupun terang-terangan yang dinampakkan pada perilakunya. Penyakit iri hati dalam sebuah organisasi sangat berbahaya dalam perkembangan organisasi yang bersangkutan, karena bisa saja mematikan kreativitas manusia yang terdapat dalam organisasi bahkan organisasi tersebut terancam bhubar.
Oleh sebab itu penyakit iri hati bagi manusia dalam organisasi harus diterapi untuk menciptakan keharmonisan dan kedamaian. Keperkasaan manusia dalam organisasi tergantung pada elemen-elemen kesempatan yang dapat diraihnya terutama cara memperolehnya bertentangan dengan norma-norma yang berlaku. Hal ini dapat menciptakan virus patologi iri hati terutama bagi manusia yang tidak memiliki kesempatan meraih kesempatan yang sama. Dewasa ini manusia sedang dihadapkan dengan masalah, bagaimana mendukung kemajuan teknologi dan polarisasi modernisasi manusia yang lebih cenderung berifat konsumtif. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta polarisasi modernisasi, kenyataannya semakin memperkuat timbulnya perasaan keirihatian terhadap manusia lainnya. Penyebab munculnya keirihatian dari setiap komunitas manusia adalah sebagai berikut :
a.       Komunitas manusia anak-anak.  Derajatnya sangat rendah tetapi frekuensinya tinggi. Konflik yang diciptakan karena keirihatian dalam lingkungan anak-anak menunjukkan intensitasnya sangat rendah dan tidak berlangsung lama. Untuk menerapi konflik akibat dari keirihatian pada golongan anak-anak ini, cukup membiarkan dan tidak memihak di antara mereka.
b.      Komunitas manusia dewasa. Intensitas keirihatian bagi manusia dewasa frekuensi keirihatian rendah, tetapi derajatnya dapat dikatakan sangat tinggi. Akibat dari pada keirihatian manusia dewasa dapat menciptakan konflik dan menciptakan keresahan manusia lainnya atau masyarakat disekitarnya. Untuk menanggulangi keirihatian bagi manusia dewasa ini, perlu diperlakukan secara dewasa pula dengan materi yang lebih banyak mengarah kepada moralitas dan rasionalitas ketimbang bujukan atau rayuan yang tidak meiliki makna berarti dalam dunia manusia dewasa.
c.       Komunitas manusia orang tua. Intensitas keirihatian yang sifatnya terselubung lebih tinggi frekuensinya dibandingkan dengan intensitas keirihatian yang sifatnya terang-terangan. Secara umum orang tua dalam melakukan interaksi dengan sesame manusia biasanya serba hati-hati, tetapi keirihatian terhadap seseorang tidak dapat terhindarkan dan bahkan derajatnya sangat tinggi walaupun secara realitas frekuensinya lebih tinggi. Terapinya harus dilakukan secara hati-hati karena mungkin saja bisa terjadi tujuan untuk menerapi tapi hasil yang dicapai adalah virus patologi yang memungkinkan lebih ganas dari virus sebelumnya.
d.      Komunitas manusia pegawai. Manusia sebagai pegawai negeri atau pegawai swasta intensitas keirihatian terhadap sesama pegawai dimana setiap hari saling berinteraksi dan memahami kondisi dan kualitas masing-masing mendorong terciptanya keirihatian dengan frekuensi dan derajatnya meningkat atau dengan kata lain sangat kuat. Terapinya adalah penegakan disiplin harus dilakukan kemudian diikuti dengan pemberian sanksi yang tegas dan adil.
e.       Komunitas manusia pejabat. Keirihatian sebagai pejabat dapat memberikan dua sasaran tembak; pertama, iri terhadap bawahannya karena meiliki kelebihan, pejabat yang bersangkutan kemungkinan tidak akan memberikan peluang pada bawahannya itu untuk lebih berkembang: kedua, adalah keirihatian terhadap sesame pejabat. Terapinya adalah menciptakan kekuatan moralitas dan menyandarkan dalam wawasan keimanan dengan meningkatkan rasa kasih sayang kepada sesame manusia.
f.       Komunitas manusia pengusaha. Realitas di dunia internasional, nasional, maupun regional terhadap keirihatian antara komunitas manusia pengusaha senantiasa mengalami peningkatan frekuensinya. Virus penyakit iri hati dan usaha untuk penanggulangannya tentunya dibutuhkan komitmen secara sehat serta saling menghormati dalam suasana tertentu.
Virus penyakit iri hati sulit menemukan pengobatan yang dapat menyembuhkannya karena memang merupakan suatu dinamika kehidupan manusia itu sendiri. Penyakit iri hati sesungguhnya tidak selamanya kita pandang selalu negatif dan menakutkan, tetapi juga kita bisa mendatangkan suatu hal yang positif, tetapi yang penting bagaimana kita menyikapi penyaki iri hati itu sendiri. Kemauan untuk menghindari suatu virus patologi iri hati sesungguhnya terbentuk karena melalui proses yang panjang dari pengalaman-pengalaman dalam perjalanan hidup masing-masing manusia.
2.      Penyakit Adu Domba dan Terapinya
Kesejahteraan merupakan keberhasilan manusia terhadap pelaksanaan aktivitas yang telah direncanakan atau dengan kata lain sebagai bidang pekerjaan yang diminatinya karena memiliki kemampuandan keunggulan terhadap manusia lainnya. Demikian pula halnya masalah penyakit adu domba bisa saja terdapat pada praktisi atau ilmuwan, khususnya ilmuwan dan praktisi administrasi sebagai manusia pelaksana dan pemikir dalam menciptakan pengaturan dan keteraturan dalam proses kerjasama.
Kemampuan manusia bukanlah semata-mata keahlian untuk mengekspresikan pengetahuan dalam memperoleh keinginan, tetapi pada dasarnya sebagai sarana untuk mengenali siapa dirinya sendiri, karena kemampuan merupakan alat terpenting bagi manusia untuk menguasai dunia dan melakukan interaksi dengan sesamanya maupun lingkungan sekitarnya. Oleh sebab itu dalam menciptakan kelayakan atau kesejahteraan bagi setiap manusia adalah dengan adanya korelasi atas formulasi secara signifikan antara kemampuan, pemahaman dan keberhasilan, yang meliputi :
a.       Cepat tanggap.
b.      Kejelasan peran
c.       Keseimbangan strategi dengan taktik.
d.      Ketepatan komunikasi.
Tindakan adu domba yang senantiasa dilakukan oleh manusia terhadap manusia lainnya, baik masyarakat yang hidup di pedesaan maupun yang hidup di perkotaan selalu mengandung dua sudut pandang; pertama, memberikan manfaat yang positif manusia yang diadudombakan itu; dan kedua, menciptakan kesengsaraan dan bahkan malapetaka bagi manusia yang diadudombakan itu. Penyakit adu domba adalah suatu tindakan manusia yang menciptakan peta konflik antara komunitas manusia yang satu dengan komunitas manusia lainnya, sehingga terjadi adu argumentasi bahkan sampai terjadi adu fisik yang pada akhirnya kedua-duanya mengalami kekalahan dan yang menang adalah yang melakukan adu domba tersebut.

3.      Penyakit Etika, Estetika dan Terapinya
Tingkat kekacauan dan ketidakpahaman hakikat etika akan menimbulkan penentangan dan permusuhan antara manusia itu sendiri, baik sebagai pemikir dan pelaksana maupun sebagai anggota organisasi sampai kepada anggota masyarakat pada umumnya.
Mempertahankan pemikiran dan tindakan otoritas kesucian banyak terjadi dalam masyarakat awam terutama memiliki anggapan yang picik. Oleh karena itu menciptakan reaksi terhadap mereka yang memiliki pemikiran yang berlawanan. Jika pola pemikiran ini terjadi di kalangan kaum cendekiawan, tokoh pendidikan, kalangan perguruan tinggi, maka kondisi semacam ini merupakan pertanda krisi intelektual yang mendekati taraf memprihatinkan, yang pada akhirnya akan memunculkan virus penyakit etika dalam pemikiran manusia.
Etika adalah sekumpulan aturan hidup dalam komunitas manusia tertentu untuk menciptakan keteraturan, kedamaian dan dapat menciptakan kejelasan suatu tindakan atau perbuatan manusia yang bisa dilakukan dan yang tidak dapat dilakukan. Penyakit etika adalah suatu perbuatan atau tindakan seseorang atau sekelompok orang yang melakukan pertentangan ketentuan yang telah menjadi kesepakatan secara berkesinambungan dalam komunitas manusia tertentu. Penerapan suatu etika dalam proses kegiatan administrasi adalah untuk memberikan keberhasilan yang berdayaguna dan berhasil guna dan harus ditopang dengan estetika.
Estetika adalah suatu metode dan teknik untuk mengimplementasikan ketentuan yang terdapat dalam etika, sehingga dapat menciptakan suatu kesenangan, kecintaan, keindahan dan sejenisnya. Nilai-nilai etika dan estetika tersebar pada diri manusia, keluarga, kelompok, organisasi bahkan sampai kepada Negara internasional. Pertalian dari nilai-nilai etika dan estetika ini dengan sebarannya, memang tidak dapat disangkal bahwa etika di satu pihak komunitas manusia tertentu berbanding terbalik dengan etika yang dipanuti komunitas lainnya. Etika dan estetika sangat dibutuhkan untuk sarana pencegahan berkembangnya suatu bentuk virus patologi yang akan menghambat perkembangan aktivitas administrasi. Kreativitas dalam administrasi merupakan perpaduan antara pengetahuan dan imajinasi dengan ketrampilan atau kemahiran palaksanaan suatu aktivitas administrasi.

4.      Penyakit Fanatisme dan Terapinya
Keteguhan dalam pendirian dan ketangguhan dalam pemikiran adalah sesuatu hal yang sangat positif dalam suatu aktivitas, tetapi keteguhan pemikiran dan keteguhan dalam pendirian serta kematangan dalam tindakan yang berlawanan dengan perubahan secara alamiah sebenarnya dapat merugikan dirinya sendiri, keluarga, kelompok dan mungkin saja kehidupan organisasi secara luas. Hal inilah yang dimaksud dengan penyakit fanatisme.
Mengatasi penyakit fanatisme pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk mengcakrawalakan wawasan keilmuan, wawasan ketaqwaan, pengkayaan pengalaman, kelestarian budaya dan ketaatan terhadap etika dalam menghadapi berbagai kondisi yang senantiasa dapat mengalami perubahan, baik yang disebabkan oleh lingkungan sosial maupun karena kondisi manusia itu sendiri. Penyakit fanatisme merupakan penyakit multidimensi dan multiancaman, karena memang berada dalam seluruh aspek kehidupan manusia yang penanganannya tidak cukup hanya peningkatan wawasan keilmuan, keimanan, pemberdayaan, dan lain sebagainya, tetapi harus dilakukan secara simultan dan bukan secara parsial dari seluruh aspek pemikiran dan aktivitas dalam rangka mewujudkan proses kerjasama sebuah organisasi.
5.      Penyakit Cinta dan Terapinya
Penyakit cinta adalah suatu proses tindakan atau ucapan bahasa yang dapat menciptakan akibat penderitaan diri sendiri, orang lain, maupun perusakan makhluk dan lingkungan sekitarnya. Salah satu langkah yang dipergunakan dalam rangka menetralisir penyakit cinta adalah dengan melakukan perundingan antara kedua belah pihak yang dimediasi oleh perunding yang memiliki kemahiran untuk mengatasi masalah-masalah yang ditimbulkan oleh virus penyakit cinta. Pelaku perundingan diharapkan mampu menciptakan situasi dimana perbedaan-perbedaan pendapat tidak lagi menentukan dan pihak-pihak yang memiliki kepentingan yang berbeda dapat menaati apa yang dianjurkan oleh juru runding, sehingga kedamaian dan cinta kasih dapat terwujud dengan baik. Jenis virus penyakit cinta :
a.       Cinta jabatan.
b.      Cinta pekerjaan.
c.       Cinta teman.
d.      Cinta keluarga.
e.       Cinta harta.
BAB 2.  PENYAKIT ADMINISTRASI dan TERAPINYA
Penyakit atau patologi administrasi adalah suatu fenomena sosial yang tingkah lakunya bertentangan dengan kaidah-kaidah, norma-norma, moralitas,dan rasionalitas yang dipersyaratkan oleh administrasi itu sendiri. Menurut Kartini Kartono, patologi administrasi adalah ”semua tingkah laku yang bertentangan dengan norma kebaikan , stabilitas lokal, pola kesederhanaan, moral, hak milik, solidaritas kekeluargaan, hidup rukun bertetangga,disiplin kebaikan dan hukum formal. Penyakit atau patologi administrasi, secara umum dapat diartikan sebagai suatu keadaan di mana manusia sebagai unsur utama dalam administrasi, niat utamanya seharusnya adalah bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan bersama, tetapi niat utamanya disini berubah menjadi bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan pribadi dengan mengorbankan orang lain. Macam-macam Penyakit Administrasi dan Terapinya:
  1. Penyakit Nepotisme dalam Administrasi dan Terapinya
Penyakit nepotisme dalam administrasi, artinya, ada secara individu atau sekelompok manusia yang menikmati suatu hasil dari kerjasama sebagian besar manusia yang merasa dirugikan dan dizalimi oleh seseorang atau sekelompok kecil orang tetapi memiliki otoritas yang sangat besar. Jadi dengan leluasa melakukan penindasan dan pemerasan terhadap orang lain. Penyakit nepotisme administrasi juga menciptakan suatu perubahan dalam sebuah bentuk kerjasama, tetapi perubahan yang diciptakan tersebut berorientasi kepada perubahan negatif, atau dengan kata lain perubahan dalam arti penurunan dari seluruh aspek yang dimiliki oleh bentuk kerjasama. Sebagai contoh, jangkauan kegiatan operasional dengan unit organisasi sebanyak sepuluh, tetapi setelah diserang penyakit nepotisme administrasi maka semakin lama semakin berkurang unitnya.
Penanganan virus penyakit nepotisme dalam administrasi seharusnya dilakukan secara terus menerus, karena kemungkinan akan berkembang apabila kita tidak waspada. Tindakan yang dilakukan itu merupakan suatu permulaan karena diawali oleh pemikiran yang dilandasi wawasan keilmuan, ketangguhan moralitas, dan ketangguhan iman. Oleh sebab itu kita semua harus senantiasa menjujung tinggi nilai-nilai kebenaran, sehingga virus-virus penyakit nepotisme itu akan mengancam kehidupan kita setiap saat .Sebaiknya semua manusia yang terlibat dalam kerjasama untuk melakukan aktivitas administrasi saling mengontrol dan me- ngingatkan antara satu dengan yang lainnya akan bahaya laten virus penyakit nepotisme itu.
  1. Penyakit Kolusi dalam Administrasi dan Terapinya
Administrasi berfungsi sebagai alat pikir ilmiah untuk menciptakan pengaturan dan keteraturan dalam kehidupan berserikat antara manusia yang satu dengan manusia lainnya. Jika administrasi tidak dapat lagi menciptakan pengaturan dan keteraturan ini, maka fenomena ini memberikan informasi bahwa administrasi itu mengalami gejala penyakit kolusi dan perlu segera ditangani oleh konsultan yang handal. Menurut Dubrin dalam Wibowo, terapi dari penyakit kolusi:
a.       Sumber daya pengetahuan (knowledge resources)
b.      Sumber daya ilmu (science resources)
c.       Sumber daya fisik ( physical resources)
d.       Sumber daya informasi (informational resources)
e.       Sumber daya analisis (analysis resources)
f.       Sumber daya finansial (financial resources)
g.      Sumber daya komitmen (commitment resources)
h.       Sumber daya manusia (human resources)
i.        Sumber daya kekuasaan (power resources)
j.        Sumber daya organisasi (organization resources)


  1. Penyakit Korupsi dan Terapinya
Korupsi suatu perbuatanm atau tindakan seseorang atau beberapa orang, baik statusnya sebagai bawahan maupun sebagai pejabatdalam suatu organisasi, baik organisasi negara, pejabat pemerintah,pejabat politik, dsb, yang melakukan pelanggaran etika, moralitas, rasionalitas, keimanan, dan peraturan perUUan yang berlaku dengan caramendapatkan sesuatu keuntungan dalam rangka memenuhi keinginan dan kebutuhan seseorang atau beberapa orang yang dapat berakibat merugikan orang lain, negara, pemerintah maupun organisasi swasta lainnya.
Menurut Wahyudi Kumurotomo, korupsi adalah:
a.       Setiap perbuatan yang dilakukan oleh siapapun juga untuk kepentingan diri sendiri, untuk kepentingan orang lain, atau untuk kepentingan suatu badan yang langsung menyebabkan kerugian bagi keuangan dan perekonomian negara.
b.      Setiap perbuatan yang dilakukan oleh seorang pejabat yang menerima gaji atau upah dari keuangan negara ataupun dari suatu badan yang menerima bantuan dari keuangan negara atau daerah dengan mempergunakan kesempatan atau kewenangan atau kekuasaan yang diberikan kepadanya oleh jabatan, langsung atau tidak langsung membawa keuntungan atau material baginya.
Terapi penyakit korupsi dalam administrasi adalah dengan cara:
a.       Penyadaran etika
b.      Penyadaran moralitas
c.       Peningkatan keimanan
d.      Kelayakan hidup
e.        Penegakan peraturan
f.       Pemberian pemahaman
g.      Pemberian sanksi
  1. Penyakit Keserakahan dalam Administrasi dan Terapinya
 Penyakit keserakahan dalam administrasi adalah suatu metode, teknik dan taktik yang dilakukan seseorang anggota yang terikat dalam ikatan bentuk kerjasama berpikir dan bertindak untuk dapat menguasai sebagian atau keseluruhan faktor-faktor kenikmatan (material/benda) dengan mengorbankan orang lain. Menurut Jalaluddin, terapi patologi keserakahan adalah sbb:
a.       Kegiatan berkarya, bekerja, dan mencipta, serta melaksanakan dengan sebaik-baiknya tugas dan kewajiban masing-masing.
b.      Keyakinan atas penghayatan nilai-nilai tertentu (kebenaran, keindahan, keimanan dan lainnya)
c.       Sikap tepatyang diambil dalam keadaan dan penderitaan yang tidak terelakkan terhadap setiap manusia.
  1. Penyakit Egoisme dalam Administrasi dan Terapinya
Penyakit Egoisme dalam Administrasi adalah sifat-sifat manusia yang terikat dalam bentuk kerjasama yang selalu ingin menang sendiri ketika mendiskusikan suatu pemikiran, baik secara ilmiah maupun pemikiran terhadap suatu penyelesaian permasalahan atau suatu kegiatan. Secara fenomenologis, manusia yang memiliki sifat-sifat egoisme adalah manusia yang mempunyai kecendrungan sebagai manusia tertutup (introver) Biasanya orang seperti ini berpikiran rasional dan cerdas namun juga mempunyai kecendrungan sebagai manusia yang kikir dan kepeduliannya terhadap manusia lainnya sangat kecil, bahkan hampir tidak ada.
Terapi penyakit egoisme dalam administrasi adalah sbb:
a.        Melalui interaksi social
b.      Melalui keterbukaan
c.       Melalui pendidikan dan pelatihan
d.      Melalui kelompok informal dan formal
BAB 3. PENYAKIT BIROKRASI dan TERAPINYA
Kekuasaan dan kewenangan manusia yang terikat dalam sebuah birokrasi memiliki tingkatan yang berbeda-beda, semakin tinggi posisi seseorang maka kekuasaan dan kewenangan semakin besar tetapi tanggung jawab dalam penyelesaian berbagai aktivitas semakin kecil dan sebaliknya. Fenomena ini dalam birokrasi mendorong manusia untuk dapat merebut kekuasaan dan kewenangan yang lebih tinggi. Perebutan kekuasaan dan kewenangan yang tidak didasarkan kepada profesionalisme, rasionalisme dan moralitas merupakan suatu penyakit  atau patologi dalam birokrasi. Hal ini akan berakibat:

  1. Perubahan yang terjadi dalam birokrasi bukan didasari kepada tindakan profesionalitas, rasionalitas danmoralitas sehingga kehidupan birokrasi semakin lemah dan lesu.
  2. Tidak efektif dan efisiensinya dalam mengembangkan tuntutan para anggota birokrasi terhadap performa profuknya dengan kebutuhan pengembangan birokrasi itu sendiri.
  3. Tidak termotivasinya anggota birokrasi untuk mengembangkan kreativitas dan inovasinya.
  4. Setiap anggota birokrasi dalam melakukan suatu tindakan bukan lagi berdasarkan kepada pemikiran rasional, tetapi kecenderungan tindakannya irasional.
  5. Interaksi dan reaksi baik anggota birokrasi, antara anggota birokrasi dengan anggota masyarakat lainnya senantiasa mengabaikan norma-norma moralitas.

Untuk menyembuhkan patologi birokrasi tersebut maka birokrasi memerlukan manusia yang memiliki keunggulan:
  1. Unggul dalam penguasaan ilmu dan teknologi
  2. Unggul dalam penguasaan stategik
  3. Unggul dalam berkolaborasi
  4. Unggul dalam bernegosiasi
  5. Unggul dalam penguasaan informasi.

Penyakit/ patologi birokrasi:

  1. Persekongkolan Jabatan dan terapinya
Persekongkolan jabatan adalah suatu usaha yang dilakukan dua orang atau lebih dengan menciptakan kesepakatan guna mempertahankan atau memperoleh suatu jabatan tertentu dalam organisasi dengan mengorbankan orang lain. Persekongkolan jabatan dapat menciptakan ketidakstabilan dan bahkan memungkinkan kematian sebuah organisasi.
Langkah-langkah mencegah terjadinya patologi persekongkolan jabatan:
a.       Pengisian atau rekrutmen jabatan, merupakan suatu usaha sadar dengan mempertimbangkan dari berbagai hal dalam jabatan baik yang memberikan keuntungan maupun hal yang merugikan.
b.      Kejelasan batasan kewenangan dan tanggungjawab dalam jabatan.
c.       Kejelasan persyaratan jabatan
d.      Keterbukaan besaran penghasilan dalam suatu jabatan.

  1. Persekongkolan Pekerjaan dan terapinya
Patologi yang berupa persekongkolan pekerjaan dapat terjadi dalam rangka pendistribusian pekerjaan terutama pekerjaan yang melekat pada jabatan dan lebih banyak kontribusi besaran penghasilan bagi yang melakukan pekerjaan dalam jabatan tersebut terutama pada jenjang yang lebih tinggi.
Terapi untuk menurangi dan menghilangkan persekongkolan pekerjaan:
a.       Menciptakan kondisi social yang baik
b.      Menciptakan emosional yang cerdas
c.       Menciptakan intelektualitas yang baik
d.      Menciptakan karakter yang baik
e.       Menciptakan spiritualitas yang baik

  1. Persekongkolan Status dan Terapinya
Mempertahankan berbagai status yang dimiliki individu, kelompok yang bukan dilandasi dari profesionalisme dan kemampuan dalam pengetahuan dan keterampilan merupakan salah bentuk persekongkolan status. Persekongkolan status dapat diartikan atau dipandang secara negatif karena berpatokan kepada pengalaman yang dirasakan manusia yang bersangkutan, di mana terkena imbas dari tindakan atau perbuatan persekongkolan tersebut selalu dalam posisi yang dirugikan. Apabila imbasan dari tindakan persekongkolan dalam rangka mempertahankan status yang dimilikinya menyebabkan melemahnya atau merugikan organisasi maka hal ini merupakan patologi.
Langkah-langkah dalam rangka penyembuhan:
a.       Menanamkan pengertian tentang penyakit persekongkolan status dalam aktivitas administrasi dapat merugikan kelompok manusia yang bersekongkolan, dan lebih-lebih kepada pengembangan dan penguatan proses administrasi dalam pencapaian tujuan.
b.      Memberikan kesadaran bahwa hasil yang dicapai akibat penyakit persekongkolan status dalam aktivitas administrasi akan banyak menimbulkan kerugian disbanding manfaat.
c.       Memberikan teknik-teknik menghindarinya.

  1. Persekongkolan Kolega dan Terapinya
Interaksi dan reaksi jaringan dalam keprofesian atau kolega sangat akrab terutama dalam interaksi dan bereaksi terhadap persekongkolan. Interaksi dan reaksi dari sekelompok manusia yang tujuannya memperoleh suatu manfaat  tetapi berdampak negative dalam arti merugikan kelompok manusia lain ataupun organisasinya dikategorikan sebagai patologi persekongkolan kolega. Persekongkolan kolega senantiasa menggunakan “life skill” namun pemanfaatannya seringkali merugikan orang lain.
Pemanfaatan life skill dalam kehidupan  antara lain:
a.       Kecakapan individu (individual skill)
b.      Kecakapan kelompok (group skill)
c.       Kecakapan social (social skill)
d.      Kecakapan akademik (academic skill)
e.       Kecakapan aktualisasi (actualitation skill)
f.       Kecakapan emosional (emotional skill)
g.      Kecakapan intelegensi (intelligence skill)

  1. Persekongkolan Keluarga dan Terapinya
Menanggulangi patologi persekongkolan keluarga dalam kehidupan administrasi, hal ini dapat dijelaskan bahwa dalam kehidupan administrasi terdiri atas beberapa pandangan terhadap anggota keluarga:
a.       Anggota keluarga dengan hubungan darah
Administrasi sebagai proses kerjasama memungkinkan terjadi adanya anggota memiliki hubungan darah seperti anak, saudara dll. Hal ini akan menciptakan hubungan emosional, saling melindungi, saling mendukung dalam tindakan sehingga akan menimbulkan patologi persekongkolan keluarga. Sehingga untuk mengatasinya diperlukan kesadaran dan penentuan ketentuan yang tegas.
b.      Anggota keluarga bukan hubungan darah
Untuk mencegah hal ini adalah penegakan hukum, konsistensi dalam penerapan kebijakan dan perlakuan adil pada semua anggota dalam birokrasi.
c.       Anggota keluarga dalam arti luas
Adalah semua anggota ikatan kerjasama dari seluruh tingkatan kedudukan yang tergolong dalam anggota keluarga birokrasi. Untuk mencegah terjadinya patologi perlu menciptakan kondisi bangunan yang berwawasan kekeluargaan dan kebersamaan serta menegakkan kebenaran.

d.      Anggota keluarga dalam arti sempit
Adalah sebagian kecil anggota birokrasi yang mengadakan kesepakatan dalam persekongkolan karena memiliki tujuan yang sama dan menindas pada orang yang sama pula. Untuk menerapinya, dengan memberikan pemahaman dalam kebersamaan dari seluruh anggota birokrasi yang diikat dalam bentuk kerjasama.
  1. Persekongkolan Pertemanan dan Terapinya
Persekongkolan pertemanan merupakan suatu taktik yang dilakukan oleh beberapa orang yang diikat rasa pertemanan untuk mencapai maksud dan tujuan yang mereka telah disepakati dan bertentangan maksud dengan tujuan birokrasi itu sendiri.
            Persekongkolan pertemanan merupakan fenomena social yang sulit dicegah karena persekongkolan pertemanan ini suatu kebutuhan baik individu, kelompok, birokrasi, organisasi,bahkan kebutuhan social. Oleh karena itu jangan berpikir untuk menghilangkan persekongkolan pertemanan tetapi yang perlu dipikirkan adalah bagaiman persekongkolan tersebut senantiasa dilakukan secara positif dalam kehidupan birokrasi.
BAB 4.  KEJAHATAN ADMINISTRASI
Interaksi manusia dalam administrasi banyak terjadi hubungan yang bersumber dari tuntutan motif-motif dengan melibatkan suatu kombinasi persaan dan tuntutan kebutuhan yang berbeda-beda antara manusia yang satu dengan manusia yang lainya. Interaksi manusia dalam administrasi secara realitas memiliki tujuan yang sama tetapi secara terselubung memiliki tujuan yang berbeda-beda pula. Ketidaktercapaian tujuan yang terselubung setiap manusia yang terikat dalm bentuk kerja sama kemungkinan akan terdorong dalam tindakan yang tidak sesuai lagi ketentuan yang ada, sehingga tujuan yang terselubung itu dapat dicapai sesuai harapan yang mereka inginkan.
Dalam menentukan kejahatan dari suatu tindakan atau perbuatan manusia, memang mengalami kesulitan ketika kita berada pada posisi  netral. Manusia memungkinkan tidak tergoda pada penerapan khusus tentang ajaran-ajaran administrasi terutama contennya yang menentang mewabahnya virus patologi kejahatan dalam administrasi, khususnya bagi administrasi Negara yang orientasinya peningkatan kesejahteraan, keteraturan dalam melakukan aktifitas, dan pengaturan yang terarah dan sistematis. Untuk sementara kita bias melihatnya bahwa konsesus yang tumpang tindih terhadap pandangan-pandangan yang berkembang dan bertahan pada suatu rezim konstitusional yang bersifat tidak adil dapat kita katakana melibatkan dalam perkembangan kejahatan administrasi.
1.      Perampokan dalam Administrasi
Virus penyakit perampokan administrasi merupakan suatu pelanggaran kontrak social yang kita telah terima sewaktu menciptakan kesepakatan untuk melaksanankan aktifitas administrasi. Salah satu persoalan yang paling rumit adalah menafsirkan struktur social yang telah dirumuskan dalam administrasi, apakah struktur yang sifatnya hirarki merupakan bagian hakiki  dalam nilai normative adminisrasi dan juga berlaku dalam kehidupan social? Penjabaran pemikiran tentang nilai yang terkandung dalam kontrak social  bukanlah merupakan suatu teka teki yang harus dipecahkan, melainkan merupakan suatu bentuk gambaran yang dituangkan kedalam narasi dengan menggunakan teknik dan metode tertentu sehingga virus patologi administrasi tidak perlu ditakuti karena memang tidak pernah ada.
           Kelompok yang melakukan suatu perbuatan yang senantiasa mengumpulkan persyaratan administrasi secara sembunyi-sembunyi serta tidak legal, tentunya perbuatan yang bertentangan dengan norma- norma akan merugikan semua pihak. Perbuatan semacam ini sesungguhnya merupakan atau tergolong pada penyakit atau patologi perampokan asset yang dipunyai oleh administrasi. Untuk mencegahnya dapat dilakukan:
a.       Perampokan hak cipta.
b.      Perampokan material
c.       Perampokan informasi
d.      Perampokan hak milik
e.       Perampokan terselubung
f.       Perampokan terang- terangan
g.      Perampokan system
h.      Perampokan komunikasi
           Dengan mempertimbangkan kemudahan atau kesulitan-kesulitan dalam proses pelaksaan aktifitas administrasi yang dapat menciptakan virus penyakit perampokan pada manusia dalam administrasi, pada dasarnya para pemikir administrasi dalam decade ini telah banyak mengajukan gagasan-gagasan mereka dalam rangka menerapi virus penyakit perampokan dalam pelaksanaan aktifitas administrasi yang kecenderungannya senantiasa mengalami frekwensi dan derajatnya semakin meningkat dan tambah kuat. Ketiadaan virus penyakit  perampokan yang dilakukan oleh unsure manusia dalam administrasi akan menciptakan kondisi normalisasi untuk proses kerjasama dalam pencapaian tujuan yang mereka sepakati sebelumnya.
2.      Pembunuhan Karakter dalam Administrasi
Pembunuhan karakter manusia dalam proses kerja sama yang di persyaratkan oleh administrasi selalu menciptakan kebencian terhadap pelaku pembunuh karakter, walaupun mereka juga tahu dalam memerangi hal itu akan mengalami risiko dalam menegakan keadilan manusia yang terikat dalam bentuk kerja sama. Apabila kondisi ini dibiarkan selalu berkembang dengan aktifitas yang mengarah kepada kejahatan terutama pada mematikan karakter manusia, pastilah akan berakibat negative terhadap kemajuan atau perkembangan administrasi dalam sebuah organisasi  baik di pemerintahan maupun organisasi swasta. Memang ini sangat mengkhawatirkan  jika yang terjadi bukan saja fenomena tapi sudah merupakan realitas dimana kemalasan dan kelesuan kerja Nampak di depan mata karna akibat virus pembunukan karakter.
            Seandainya terjadi virus patologi  yang dapat mematikan karakter manusia dalam administrasi, tentunya kita harus berpikir untuk menerapinya sehingga tidak lebih membesar yang akan berakibat merugikan administrasi. Setiap ikatan kerjasama manusia itu senantiasa tidak lepas dari pada prinsip-prinsip yang antara satu dengan lainya memiliki keterkaitan, yaitu:
a.       Manusia dalam melakukan aktifitas yang dipersyaratkan administrasi bertindak sesuai dengan kodratinya dan harus dihormati kodrati yang dimiliki manusia yang bersangkutan itu.
b.      Menentukan apa yang baik tindakan manusia dalam aktifitas yang dipersyaratkan oleh administrasi itu sendiri, harus dilaksanakan dengan baik pula dan berusaha menghindari tindakan yang berakibat merugikan semua pihak.
c.       Tidak ,memaksakan jangkauan tindakan dan tanggung jawab karena memang manusia memiliki keterbatasan. Hal itu harus disadari sehingga keharmonisan dalam ikatan kerja sama itu senantiasa terlaksana dengan baik.
3.      Penjajahan dalam Administrasi
Manusia dalam administrasi senantiasa kehilangan hak-hak  dasar karena disebabkan oleh penindasan-penindasan penjajahan yang juga sering di istilahkan dengan kolonialisme. Oleh sebab itu harus kita perjuangkan dan harus pula di hormati hak dasar manusia. Setiap manusia dimana keberadaannya dalam administrasi senantiasa kita dapat memperlihatkan rasa hormat yang tulus ikhlas serta mau mengakui status mereka dalam situasi bagaimanapun kondisinya. Perlakuan penjajahan terhadap manusia lainya tidak ada lagi keramahan dan kebaikan yang harus kita peroleh melainkan sebuah cacian atau ejekan seakan-akan tidak pernah kita melakukan suatu kebaikan yang berkaitan dengan kehidupan ekonomi maupun kehidupan social kemasyarakatan lainnya. Sebenarnya virus penyakit penjajahan yang menyakiti manusia yang terikat dalam administrasi, dapat kita telusuri dari sisi pandang :
a.       Sisi pandang penjajah
Keunggulan seorang manusia dalam administrasi sangat berpotensi menjadi penjajah, misalnya keunggulan dalam jabatan, pengetahuan, pengalaman, dan semacamnya yang dapat difungsikan untuk digunakan memaksakan kepada orang lain dalam administrasi yang memiliki kelemahan dan ketidakberdayaan.
b.      Sisi pandang yang dijajah
Kelemahan seorang manusia dalam administrasi juga sangat berpotensi dijajah atau dipaksa untuk melakukan sesuatu berdasarkan keinginan si penjajah itu, karena mereka memiliki kekuatan dalam keunggulan untuk dapat melakukan pemaksaan orang lain yang terikat dalam administrasi.
4.      Pemalsuan dalam Administrasi
Aspirasi manusia untuk memahami dunia administrasi , social , dan alam sekitarnya melalui akal pikiran yang rasional dengan menggunakan pengetahuan dan teknologi demi kemajuan manusia baik sebagai bagian dari administrasi, anggota masyarakat, maupun sebagai warga Negara, sama sekali bukan hal yang baru tetapi keberadaanya sejak manusia melakukan ikatan kerja sama dalam administrasi itu sendiri, ikatan social kemasyarakatan maupun sebagai warga Negara. Demikian pula halnya dengan kepalsuan bukan suatu hal yang baru tetapi berkembang seiring dengan dinamika perkembangan manusia yang bersangkutan. Kepalsuan adalah suatu jenis virus patologi yang menyerang dalam proses aktifitas administrasi. Jenis-jenis virus pemalsuan administrasi :
a.       Pemalsuan dokumen
b.      Pemalsuan pemikiran
c.       Pemalsuan tindakan
d.      Pemalsuan informasi
e.       Pemalsuan bentuk
f.       Pemalsuan kualitas
g.      Pemalsuan kuantitas
h.      Pemalsuan merek

5.       Rekayasa dalam Administrasi
Pengertian rekayasa dapat dilihat dari dua sisis pandang, pertama dari pemahaman bahwa rekayasa itu adalah suatu proses pemikiran untuk merubah sesuatu untuk lebih mudah dilakukan atau lebih memberikan manfaat kepada kehidupan yang lebih layak. Selanjutnya pengertian rekayasa sebagai virus patologi administrasi adalah suatu tindakan yang dilakukan seseorang atau beberapa orang yang dapat merugikan orang lain yang terikat dalam bentuk kerja sama. Pandangan yang menganggap bahwa rekayasa disini berarti campur  tangan dari orang-orang yang memiliki kompetensi yang didasari dengan kesadaran yang tinggi akan memberikan manfaat meningkatkan kesejahteraan manusia dalam administrasi.tetapi sebaliknya bila rekayasa bertujuan mendapatkan sesuatu yang sesuai dengan kehendaknya tanpa memerlukan kemampuan kompetensi dan kesadaran yang tinggi, hal inilah yang sesungguhnya menjadi topic pembahasan selanjutnya.
Tetapi kita juga dapat melihat bahwa rekayasa aktifitas dan output administrasi adalah suatu realitas yang dapat menyengsarakan manusia. Sekarang bagaimanakah wujud virus patologi atau penyakit rekayasa dalam administrasi baik aktifitas pada bidang Negara atau pemerintah maupun aktifitas pada perusahaan bidang swasta?jawabanya yaitu :
a.       Rekaya input
b.      Rekayasa output
c.       Rekayasa pemikiran
d.      Rekayasa penggunaan
e.       Rekayasa informasi
f.       Rekayasa perilaku
g.      Rekayasa bentuk
h.      Rekayasa dokumen
i.        Rekayasa aturan
j.        Rekayasa bukti
Argumentasi yang dikemukakan d atas sebagai bagian dari virus patologi atau penyakit rekayasa dalam administrasi adalah suatu yang dapat berakibat mengurangi atau meniadakan dayaguna dan hasilguna serta rasionalitas pada aktifitas administrasi itu sendiri. Tindakan rekayasa manusia dalam administrasi sebenarnya dapat merugikan semua manusia secara sistemik karena baik bagi anggota organisasi maupun sebagai warga masyarakat dalam arti yang makro.

  BAB 5.  KEMARJINALAN ADMINISTRASI
Keterpinggiran atau kemarjinalan merupakan masalah besar yang dihadapi manusia utamanya pada tingkat pimpinan dalam administrasi karena dapat berakibat negative dalam melakukan interaksi dan beraksi dengan manusia lainnya. Kemarjinalan adalah sesuatu keterpaksaan seseorang dalam menghadapi kenyataan kehidupan sehari-hari yang mungkin sesekali terkait secara mendalam dengan pergaulan dalam menjalankan proses aktivitas administrasi secara menyeluruh. Salah satu kajian atau materi dari pada administrasi Negara atau administrasi pemerintahan berkewajiban mengurangi dan kalau perlu menghilangkan kemarjinalan (kepinggiran) komunitas masyarakat tertentu dalam kekuasaan Negara atau memerintah itu menjadi masyarakat sejahtera, adil dan damai.
Salah satu virus penyakit yang diderita masyarakat dari berbagai Negara di dunia ini adalah virus penyakit atau patologi kemarjinalan, baik yang berhubungan dengan kehidupan ekonomi, pendidikan, kemoralan, keagamaan, penguasaan komunikasi, keterbelakangan peradaban dan lain sebagainya. Salah satu hal yang terpenting dalam penanggulangan kemarjinalan adalah melakukan pembangunan sebagai sebuah sistem yang cukup representative untuk merefleksikan peranan atau posisi Negara atau pemerintahan yang terimplementasikan dalam marteri kajian administrasi pembangunan. Menurut Philip Quarles, pembangunan merupakan suatu proses yang multisegi dan multisuara serta tempat perdebatan yang kompleks.
Penyebab berkembangbiaknya virus patologi kemarjinalan adalah kurangnya peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan dan bahkan adanya pengimplementasian kecendrungan longgara dan tidak disertai pemberian sanksi yang berat mengakibatkan fleksibilitas dan ketiadaan formalisasi, sehingga menciptakan gejala-gejala rangsangan timbulnya suatu konflik yang berpotensi menyebar luasnya virus patologi kemarjinalan dalam tubuh administrasi itu sendiri.
1.      Marjinal Ekonomi
Pendekatan-pendekatan yang konvensional dalam penanganan kemarjinaan ekonomi ditinjau dari sudut pandang kajian administrasi adalah menelaah kebijakan yang berkaitan dengan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif, misalnya kebutuhan makanan, perumahan, sandang dan sebagainya. Pemerintah dalam menetapkan kebijakan umum dalam rangka menanggulangan virus penyakit kemarjinalan ekonomi melaksanakan pembangunan dengan menggunakan rumusan universal.
Virus penyakit kemarjinalan ekonomi yang sebagian diderita masyarakat di belahan bumi:
a.       Kelaparan
Pelaksanaan pembangunan utamanya peningkatan faktor pemenuhan kebutuhan di bidang pangan haruslah ditangani mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai kepada pendistribusian hasil-hasilnya kepada kantong-kantong masyarakat marjinal ekonomi.
b.      Kesehatan
Kreativitas dan semangat kerja masyarakat sangatlah ditentukan oleh kadar kesehatan masyarakat untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan serta menentukan jumlah dan kualitasnya hasil pekerjaan tersebut.
c.       Perumahan
Salah satu tolok ukur untuk membandingkan bagi masyarakat yang sedang dilanda virus patologi atau penyakit kemarjinalan ekonomi dengan masyarakat yang memiliki8 kebutuhan kehidupan yang memadai adalah kondii tempat tinggal mereka.
d.      Daya beli masyarakat
Rendahnya daya beli masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup merupakan indikatro untuk memperjelas komunitas masyarakat mana yang sedang menderita penyakit kemarjinalan ekonomi.
e.       Penghasilan yang rendah
Kemalasan atau ketidakseriusan komunitas masyarakat tertentu dalam melaksanakan aktivitas sebagai mata pencaharian utamanya pasti menciptakana penghasilan yang rendah serta mudah pula terkena virus patologi tau penyakit kemarjinalan bidang ekonomi.
2.      Marjinal Pendidikan
Untuk mewujudkan suatu perubahan dalam semua aspek kehidupan, maka peranan pendidikan sangat menentukan di mana kita sadari bahwa dengan pendidikan yang memadai pada diri manusia akan menciptakan kecerdasan baik kecepatan dan ketepatan berpikir maupun kualitas dan kuantitas penggunaan keterampilan yang diperoleh melalui proses pendidikan. H.A.R.Tilaar berpendapat bahwa proses pendidikan adalah proses penyelamatan kehidupan social dan penyelamatan lingkungan yang meberikan jaminan hidup yang berkesinambungan. Orang yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi dapat memberikan jaminan baha hasil yang dicapai akan lebih berkualitas dan berkuantitas sebagai aspek utama dalam pemenuhan kebutuhan hidup manusia.
Virus patologi kemarjinalan pendidikan:
a.       Kebodohan
Kebodohan merupakan suatu virus penyakit kemarjinalan pendidikan karena tidak memiliki pemikiran yang berwawasan keilmuan dan pekerjaan yang dilakukan tidak dilandasi kemahiran atau keterampilan hasil pekerjaan yang dapat diperoleh sangat rendah.
b.      Ketergantungan
Ketidak mampuan seseorang untuk memenuhi tuntutan kehidupan dasarnya sehingga mengharapkan uluran tangan orang lain merupakan sebahagian pemikiran ketergantungan, bagi manusia yang sebahagian besar tuntutan kehidupannya selalu digantungkan kepada orang lain, pasti selalu mengalami keterbelakangan dan sulit memperoleh kehidupan dalam kesejahteraan.
c.       Kekalahan
Dalam kehidupan manusia yang penuh dengan persaingan dan perebutan pekerjaan atau jabatan, bagi manusia yang memiliki kualitas pemikiran yang tinggi dengan perolehannya melalui proses pendidikan yang benar, kemungkinannya akan memenangkan persaingan dan perebutan jabatan.
d.      Kegagalan
Salah satu terapi untuk mencegah terjadinya kegagalan dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan adalah harus ditunjang oleh tingkat pendidikan yang sesuai dengan jenis tugas atau pekerjaan bagi manusia yang bersangukutan.
e.       Kemiskinan
Salah satu aspek kemiskinan adalah  karena ketidakberdayaan, dan ketidakmampuan karena tidak memiliki tingkat pendidikan yang memadai.
3.      Marjinal Etika Moral
Shapiro mengatakan “kesulitan-kesulitan utama akan muncul dalam penentuan siapa yang terkena dampak dan seberapa besar dampak yang diakibatkan atas memperlakukan suatu ajaran moralitas dalam komunitas tertentu.” Dampak moralitas ini sebenarnya kita melihat dari dua sisi padangan: pertama,damapak positif, artinya bahwa moralitas itu senantiasa memberikan ketentraman dan ketenangan hidup komunitas manusia tertentu;kedua,dampak negative, artinya bahwa interaksi dan reaksi dalam melakukan aktivitas komunitas manusia terdapat perilaku atau aktivitas yang dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan ajaran moralitas mereka itu sendiri.
Virus patologi kemarjinalan moralitas dalam kaitannya dengan ajaran adiministrasi:
a.       Ketidakpekaan terhadap perilaku
Suatu aktivitas untuk menyadarkan orang yang bersangkutan untuk tidak melakukan suatu tindakan yang dapat merugikan orang lain dan bahkan merugikan dirinya sendiri.
b.      Ketidakpekaan terhadap lingkungan
Bersahabat dengan lingkungasn berarti kita menyayangi proses kehidupan kita sendiri serta kelestarian lingkungan sekitar kita.
c.       Ketidakpekaan terhadap aturan hidup
Etika dan peraturan terhadap perundang-undangan merupakan bagian integral yang menciptakan dalam kehidupan komunitas masyarakat tertentu bisa hidup dengan baik dan tenang.
d.      Ketidakpekaan terhadap social
Manusia yang senantiasa mempraktikkan sifat yang itdak ada kepedulian social ini perlu diganjar oleh sanksi yang sesuai dengan pembuatannya, agar menjadi sadar dalam kehidupan social yang senantiasa memberikan rahmat dan kebahagian hidup umat manusia.
e.       Ketidakpekaan terhadap organisasi
Keberhasilan suatu organisasi dalam mewujudkan visi dan misinya berarti pula keberhasilan manusia yang terlibat di dalamnya sebagai anggota organisasi.
f.       Ketidakpekaan terhadap tugas
Pelaksanaan suatu tugas yang tepar dengan didukung oleh kemampuan dalam keilmuan dan kemampuan keterampilan atau kemahiran terhadap suatu bidang kegiatan akan memberikan hasil yang berdayaguna dan berhasilguna dalam kehidupan manusia itu sendiri.
4.      Marjinal Keagamaan
Kepercayaan atau keagamaan yang diyakini sesungguhnya merupakan sarana untuk menciptakan kedamaian, ketenangan, kepedulian, keharmonisan dan lain sebagainya, Dalam rangka terwujudnya kehidupan yang layak dan sejahtera bagi manusia yang bersangukutan. Sebaliknya bahwa kemajinalan terhadap agama atau keyakinan vyang mereka percayai, dapat dipastikan bahwa dalam kehidupan bagi manusia yang demikian itu senantiasa tidak ada keseimbangan serta untuk membangun kepercayaan pada diri sendiri sulit terwujud, termasuk membanguna kepercayaan terhadap pandangan orang lain kepada dirinya sehingga sulit melakukan kerjasama yang baik.
Sekelumit penyebab virus patologi kemajinalan keagamaan:
a.       Tindakan kebencian
Tindakan kebencian pada diri seorang manusia dapat terjadi yang ditujukan pada dirinya sendiri, antara lain disebabkan karena ketidakmampuan mengatasi kelemahan-kelemahannya.
b.      Tindakan kebohongan
Virus kebohongan ini sangat merusak sendi-sendi kehidupan mulai dari tingkat individual, keluarga, kelompok sampai kepada kehidupan kemasyarakatan dan bernegara.
c.       Tindakan penghianatan
Virus patoogi penghianatan adalah suatu tindakan yang sangat tidak terpuji karena mengingkari apa yang telah mereka sepakati sebelumnya.
d.      Tindakan kesombongan
Karakteristik manusia senantiasa merasa bahwa dialah yang paling terbaik, terhebat, terpintar dan semacamnya, sedangkan orang lain dipandangnya jelek, terbodoh dan semacamnya. Istilah-istilah ini merupakan bagian dari kesombongan yang telah diaplikasikan dalam tindakan.
e.       Tindakan kedurhakaan
Tindakan ini adalah suatu bentuk dosa kepada sesame manusia karena disebabkan adanya sifat kesombongan, penganiayaan, perlawanan kepada orang tua dan tindakan semacamnya.
f.       Tindakan penghinaan
Semakin mendalam pengetahuan manusia tentang ajaran keagamaan yang dipercayainya, semakin kuat pula terhadap pendirian sehingga tidak mudah terhina.
5.      Marjinal komunikasi
Salah satu alat komunikasi yang paling efektif yang dapat dipergunakan adalah bahasa. Bahasa merupakan alat terpenting untuk menguasai dunia, diri kita dan diri orang lain, karena dia merupakan satu-satunya alat media dalam melakukan komunikasi yang sangat efektif. Banyak faktor yang mempengaruhi manusia dalam melakukan komunikasi, sehingga dapat menciptakan kesalahan dalam melakukan komunikasi mis-komunikasi.
Virus patologi kemarjinalan yang berkaitan dengan komunikasi:
a.       Kemampuan komunikator
Orang yang memberikan suatu pesan dituntut memiliki kemampuan yang baik yang berkaitan dengan wawasan keilmuannya maupun yang berkaitan dengan keterampilan memberikan pesan sehingga maksud dan tujuan yang diharapkan dapat memberikan respon.
b.      Kemampuan komunikan
Kemampuan dan kecerdasan komunikan untuk menerima pemaknaan maupun maksdu tujuan dari pesan itu sangat memegang peranan penting dalam rangka memberikan manfaat atau bergunanya suatu pesan tersebut.
c.       Ketepatan sarana komunikasi
Ketidaktepatan dsan ketidakjelasan saran komunikasi ini yang dipergunakan oleh seseorang, sekelompok orang ataupun komunitas manusia tertentu sehingga hakikat dan tujuan berkomunikasi tidak terwujud atau dengan kata lain mengalami kegagalan.
d.      Ketepatan prasarana komunikasi
Ketidaktersediaan prasarana akan mengakibatkan sulit tercipta komunikasi yang baik.
e.       Teknik penyampaian pesan dalam komunikasi
Kesalahan penyampaian pesan tentunya juga penerimanya akan mengalami kesalahan. Oleh karena itu teknik penyampaian suatu pesan di dalam suatu bentuk komunikasi dapat dikatakan sangat menentukan suksesnya suatu komunikasi.


6.      Marjinal pekerjaan
Manusia dalam suatu Negara pemerintah sangat memegang peranan penting baik fungsinya sebagai stabilisator dalam interaksi social maupun memperluas lapangan dan kesempatan kerja bagi warganya, dalam artian bahwa semua manusia diberikan kesempatan atau peluang yang sama untuk mendapatkan lapangan kerja yang wajar. Oleh karena itu perluasan lapangan kerja merupakan tanggung jawab pemerintah sehingga warga semuanya memiliki pekerjaan dan penghasilan yang tetap dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dasarnya.
    
Jenis virus patologi kemarjinalan pekerjaan:
a.       Keterbatasan kemampuan
Adanya keterbatasan kemampuan, baik bagi penyedia lapangan kerja maupun penyedia tenaga kerja yang meliputi keterbatasan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemahiran atau profesionalisme dalam bidang pekerjaan tertentu, sehingga alat pemuas dalam kebutuhan tidak dapat terwujud dengan baik sesuai harapan yang diinginkan semula.
b.      Keterbatasan modal dasar
Penyedia lapanngan kerja maupun pencari kerja harus memiliki modal dasar yang dapat dipergunakan setepat munkin, sehingga senantiasa dapat memberikan keuntungan yang lebih memadai dan penguatan atau dengan kata lain penambahan modal dasar itu semakin besar.
c.       Keterbatasan pengalaman usaha
Pengalaman yang banyak dan disertai proses belajar yang baik sebenarnya memberikan kekuatan keberhasilan dalam melakukan suatu usaha.
d.      Keterbatasan jaringan
Perluasan lapangan kerja sangat ditentukan oleh kemampuan menjalin jaringan kerja dari berbagai kalangan baik itu bersumber dari pemerintah atau penguasa, maupun dari kalangan pengusaha itu sendiri.
e.       Penjajahan dan pembodohan
Suatu fenomena bahkan sebagian penampakan nomena, baik dari kalangan penguasa atau pemerintah maupun dari kalangan penyedia lapangan kerja itu sendiri senantiasa melakukan penjajahan atau dengan kata lain tindakan pemaksaan sesuai dengan keinginannya, maupun juga tindakan pembodohan bagi manusia yang tidak memiliki keberdayaan, tetapi hanya memiliki ketergantungan saja.

PENAMPILAN ORGANISASI
BAB 1.  KONSEP ORGANISASI
Menurut Soedjadi organisasi adalah sekelompok manusia yang sengaja dikumpulkan dalam suatu kerjasama yang efisien untuk mencapai suatau tujuan yang telah ditetapkan.
            Beberapa cara pandang ahli terhadap organisasi yaitu :
1.      Pemikiran organisasi sebagai suatau wadah
2.      Pemikiran organisasi sebagai proses
3.      Pemikiran organisasi sebagai aktivitas
4.      Pemikiran organisasi sebagai formal
5.      Pemikiran organisasi sebagai informal
Dalam sebuah organisai mengharapkan adanya hubungan yang positif terhadap keinginan organisai dengan manusia yang menjadi anggotannya agar berjalan searah dan menciptakan kekuatan serta pertumbuhan yang sehat.
Beberapa contoh organisasi :
1.      Organisasi perikanan
2.      Organisasi olah raga
3.      Organisasi mahasiswa
4.      Organisasi politik
5.      Organisasi remaja mesjid
Setiap organisasi mempunyai karakteristik yang berbeda dengan organisasi lainnya yang menjadi faktor unggulan dalam kompetisi dengan organisasi lainnya.
1.      Efektifitas dan Efisiensi Organisasi
Efektifitas pengembangan organisasi adalah suatau yang mutlak dan harus dupelihara dengan baik agar ketepatan darisemua hal yang berkaitan aktifitas oraganisasi yang sedang maupun yang akan dikerjakan senangtiasa berjalan sesuai denagn apa yang diharapkan Efisiensi adalah suatu usaha atau tindakan diamana seluruh komponen input yang dimamfaatkan dapat menciptakan seluruh komponen output dengan baik.
2.      Otoritas dalam Organisasi
Otoritas dalam organisasi dapak dilihat dari 2 sudut pandang yaitu,otoritas sebagai kekuasaan dan otoritas sebagai kewenangan. Penyalahgunaan kekuasaan dan kewenangan dalm organisasi dapat menyengsarakan anggotanya dam memberikan efek negatif pada organisasi. Semua kegiatan organisasi adalah kosekuensi otoritas yang dipegang oleh satu atau beberapa orang. Otoritas dipengang unsur pemimpin yang dibuktikan dengan surat kaputusan.
Beberapa otoritas dalam organisasi :
a.       Otoritas bidang keuangan
b.      Otoritas bidang personalia
c.       Otoritas bidang keamanan
d.      Otoritas bidang kebijakan
e.       Otoritas bidang kesejahteraan
f.       Otoritas bidang penggajian.
      Otoritas dalam organisasi dalam sebuah organisasi mempunyai pengaruh yang sangat bagi organisasi karena menentukan berhasil atau hancurna sebuah organisasi..
3.      Lingkungan Organisasi
Dinamika pembentukan atau pembubaran organisasi sebuah organisasi sangat dipengaruhi besar kecilnya pengaruh lingkungan. Sebuah organisasi dapat berdiri berdasarkan  penerimaan dan penolakan dari lingkungan tempat organisasi itu didirikan. Apabila diterima maka organisasi itu dapat didirikan dan sebaliknya penolakan membubarkan organisasi.
Beberapa contoh lingkunan organisasi yaitu :
a.       Lingkungan internal dalam organisasi
b.      Lingkungan eksternal
c.       Lingkungan kerja
d.      Lingkungan sosial
e.       Lingkungan lokal
f.       Lingkungan nasional
g.      Lingkungan Internasional
h.      Lingkungan politik
i.        Lingkungan ekonomi
      Organisasi dapat diakatakan dapat mempunyai masalah sederhana apabila lingkunan tidak mempunyai pengaruh dalam kelanjutan organisasi sebaliknya organisasi akan mengalami masalah  apabila pegaruh organisasi sangat besar.
4.      Teknologi Organisasi
Pemamfaatan teknologi dalam organisasi diharapkan dapat menciptakan efektifitas dan efisiensi serta produktifitas yang setinggi tingginya bagi setiap individu yang menjadi anggota maupun manusia yang bertindak sebagai partisipan organisasi. Penggunaan teknologi dapat memberiakn keungtungan perampingan organisasi dan pengurangan tenaga manusia. Penggunaan teknologi yang muthahir dalam meningkatkan efektifitaa dan efisiensi dari organisasi tersebut.
Keberadaan teknologi dalam organisasi tidak akan berguna bila tidak didukung oleh SDM manusia yang handal karena penemuan dan penggunaan teknologi tersebut bersumber dari manusia.
Beberapa contoh teknologi yang dibutuhkan dalam organisasi :
a.       Teknologi informasi
b.      Teknologi komunikasi
c.       Teknologi perkantoran
d.      Teknologi pendidikan
e.       Teknologi transportasi
5.      Struktur Organisasi
Gibson mengatakan struktur organisasi pola formal kegiatan  dan hubungan diantara berbagai sub-unit dalam sebuah organisasi. Struktur organisasi dapat dilihat dari 2 sisi yaitu : pertama sebagai bagan kotak-kotak  yang berarti struktur yang bersifat satis dan yang kedua hubungan kegiatan yang merupakan struktur yang bersifat dinamis.
Fungsi struktur dalam organisasi adalah memberikan informasi kepada anggotanya untuk mengetahui kegiatan atau pekerjaan yang akan dia kerjakan,berkonsultasi dan bertanggung jawab kepada siapa agar proses kerjasama menuju pencapaian tujuan organisasi dapat dicapai sesuai dengan perencanaan yangt telah ditetapkan sebelumnya.
Kelangsungan hidup organisasi bergantung kepada manusia yang ada didalamnya dan pembagian tugas secara proporsional  yang tergambar dalam strukturnya. Fungsi struktur dalam organisasi yaitu :
a.       kejelasan tanggung jawab
b.      kejelasan kedudukan
c.       kejelasan uraian tugas
d.      kejelasan hubungan

BAB 2. KONSEP ETIKA ORGANISASI
            Konsep etika organisasi sebenarnya pendekatan yang telah mendapat pengakuan dari berbagai kalangan ilmuan yang pemikirannya didasrakan pasa konsep-konsep nilai-nilai kehidupan manusia dalam organisasi
            Konsep – konsep etika organisasi yaitu :
1.      Konsep etika organisasi formal
2.      Konsep etika organisasi informal
3.      Konsep etika organisasi Negara
4.      Konsep etika organisasi swasta

  1. Persepsi Etika Organisasi
Etika adalah pernyataan nilai sebagai prasyrat dalam kehidupan komunitas manusia sosial tertentu Pemikiran kaum organisatoris terhadap etika berlawanan dengan masyarakat awam.
 Persepsi anggota orgaisasi terhadap etika yaitu :
a.       persepsi etika kerja
b.      persepsi etika berkomunikasi
c.       persepsi etika bertamu
d.      persepsi etika rapat
e.       persepsi etika berbicara
f.       persepsi etika bergaul.
Persepsi etika organisasi secara umum dapat dikatakan sebagai cahaya yang menerangi jalan-jalan yang menuju lokasi area pemikiran dan perbuatan tentang kebenaran.
  1. Moralitas etika organisasi
            Masalah moralitas etika organisasi yang sering terjadi yaitu masalah korupsi,penyauapn serta pungli. Etika merupakan pilihan yang dapat memberikan pemahaman dan penglihatan yang tajam terhadap realitas pelanggran moral yang dialkun baik secara individual ataupun kelompok  dalam organisasi pada umumnya. Dengan pendekatan kajian terhadap moralitas etika dalam kehidupan organisasi, maupun terhadap kehidupan sosial kemasyarakatan  diharapkan kehadiran seorang pemimpin yang menciptakan pembaharuan dalam rangka melakukan suatu tindakan yang kaitannya dengan tindakan pengaturan sehingga dapat menciptakan keteraturan dari berbagai aktifitas maupun dalam pergaulan kehidupan organisasi
            Berbagai pendekatan dalam moralitas yaitu :
a.       Pendekatan moralitas etika deontologis
b.      Pendekatan moralitas etika teleologis
c.       Pendekatan moralitas etika ideologi
d.      Pendekatan moralitas etika organisatoris
e.       Pendekatan moralitas etika sosial
f.       Pendekatan moralitas etika kepemimnpinan.
  1. Positivisme Organisasi
            Aliran positivisme dalam organisasi pada dasarnya bersumber kepada hati nurani dan perasaan terdalam manusia yang memancarkan cahaya kebenaran terhadap pelaksanaan aktifitas sebuah organisasi. Pancaran kebenaran hati nurani dan perasaan terdalam manusia diproses pikiran dengan jalan alam abstrak dengan alam realitas yang secara kongkret terhadap fenomena sekaligus yang menjadi nomena  dalam organisasi yang kemudian dipersepsikan melalui suatu argumentasi. Sasaran seseungguhnya dari positivisme organisasi adalah mencari kebenaran dan kebaikan dalam pelaksanaan berbagai tindakan organisasi sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal.
  1. Rasionalisme Organisasi
            Pemikiran rasional organisasi  dalah pemikiran yang berorientasi kepada tindakan yang dapat menerima  akal pikiran terhadap pelaksanaan kegiatan organisasi.tindakan yang dapat diterima disebut dengan tindakan yang rasional dan yang tidak dapat diterima sisebut irasional. Salah satu wujud dalam rangka mencari kebenaran dalam aliran rasionalisme yang digunakan manusia sebagai anggota organisasi adalah dengan merenung.
  1. Budaya Organisasi
Keberadaan organisasi bukan terbenruk begitu saja tapi melalui suatu proses budaya pada komunitas manusia tertentu. Pemahaman  budaya organisasi diperoleh dari hasil pembelajaran terus menerus dari seluruh aspek yang ada dalam organisasi tersebut.
Budaya organisasi terdiri atas :
a.       Budaya kerja
b.      Budaya berpikir
c.       Budaya belajar
d.      Budaya bergaul
e.       Budaya bermasyarakat
f.       Budaya siri
g.      Budaya leluhur
h.      Sistem Organisasi
Sistem organisasi mengarah kepada perubahan yang lebih baik dari keadaan yang sebelumnya,tapi manusia sebagai bagian dalam organisasi selalu menolak terjadinya perubahan dalam organisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar